Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Oleh : Mohamad Zennuri (CGP Angkatan 9)

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Dari kutipan diatas dapat diartikan bahwa berproses itu penting daripada hasil, ketika berproses seseorang akan lebih menghargai apa yang mereka hasilkan daripada mereka memperoleh dengan instan.

Kaitan antara kutipan tersebut dengan proses pembelajaran adalah mengajarkan anak-anak untuk berproses, berjuang untuk apa yang akan mereka inginkan, bekerja keras untuk cita-cita yang mereka dambakan. Sehingga akan membentuk sebuah karakter yang baik bagi seorang siswa.

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Tentunya sesuai dengan 3 prinsip pengambilan keputusan berpikir berbasis hasil, berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis rasa peduli merupakan prinsip dasar yang digunakan untuk pengambilan keputusan, dengan pedoman 3 prinsip ini keputusan yang diambil akan diterima oleh semua pihak, keterbukaan pada berbasis hasil akhir akan membuat lingkungan kita nyaman dengan keputusan, berbasis peraturan keputusan tersebut akan dapat diterima oleh semua pihak dengan rasa tenang, rasa peduli keputusan tersebut tentunya melibatkan banyak orang dalam prosesnya.

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Dengan materi Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin tentunya sebagai pemimpin pembelajaran kami lebih bijak lagi dalam memutuskan suatu permasalahan, seperti memilah antara delima etika atau bujukan moral, menentukan keputusan berbdasarkan prinsip berbasis hasil akhir, berbasis peraturan dan berbasis rasa peduli

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Maksud dari kutipan di atas jika dihubungkan dengan pembelajaran yang telah saya alami pada modul ini adalah modul ini mengajarkan kita bagaimana kita menjadikan murid-murid kita menjadi berperilaku etis melalui pengambilan keputusan yang bersumber pada Nilai Kebajikan Universal, berpihak pada murid dan bertanggung jawab

 

Koneksi Antar Materi

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar materi)

Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?

Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani memiliki makna yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dengan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang berbasis hasil akhir, berbasis peraturan dan berbasis rasa peduli tentunya hal tersebut untuk kepentingan murid.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai nilai yang tertanam pada diri kita sebagai pendidik harus memiliki nilai positif, pembelajaran yang berpihak pada murid dengan implementasi seperti mandiri, kreatif, kolaboratif, inovatif. Nilai tersebut tentunya akan mempengaruhi seorang pendidik akan lebih bijak dalam mengambil sebuah keputusan

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam materi pengambilan keputusan yang dipelajari memiliki hubungan erat dengan kegiatan coaching (bimbingan) pada modul sebelumnya. Pada proses coaching kita membentu coachee dalam menentukan atau mengambila keputusan sedangkan pada modul ini kita merefleksikan apakah keputusan yang kita ambil dapat dipertanggungjawabkan , menjadi win-win solution ataukah justru akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini kita diberikan panduan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujiaan keputusan yang kita ambil.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangatlah penting terutama dalam mengelola kasus dilemma etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri senidiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kasadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggungJawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan kepala dingin dan hati yang tenang, sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis.